Miskin Belum Tentu Hina Dan Kaya Belum Tentu Mulia. Karena Kemuliaan Seseorang Itu Tergantung Pada Hati Dan Takwanya
Tidak semua orang mampu menerima keadaan yang ia alami saat ini, baik itu orang miskin ataupun orang yang kaya belum tentu bisa menerima keadaanya saat ini.
Orang kaya bisa lebih menderita dibandingkan dengan orang-orang miskin, dan begitu juga sebaliknya, orang miskin bisa lebih bahagia dengan hidup yang ia miliki. Karena orang-orang kaya belum tentu bisa menerima keadaan mereka saat ini dalam artian mereka belum bisa bersyukur dengan yang dimiliki.
Status kaya atau miskin itu tidak berpengaruh dihadapan Allah, jika hamba-hambanya tidak bisa mensyukurinya dengan baik. Karena hakekat hidup ini bukan tentang bagaimana enaknya hidup sebagai orang kaya, ataupun betapa sengsaranya hidup sebagai orang miskin, tapi tentang seberapa besar kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah.
Mungkin dalam segi ekonomi orang kaya memiliki kelebihan, namun dalam hal lain terdapat beberapa kekurangan bahkan hingga kehilangan. Seperti kasih sayang, perhatian, komunikasi, dan rasa saling peduli.
Ya sekarang ini kebanyakan orang kaya kehilangan sebagian besar hal tersebut. Maka dari itu, hidup ini bukan tentang paling kaya ataupun paling miskin, karena yang terpenting seberapa banyak kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Dan dalam hidup ini bukan tentang siapa yang kaya dia yang berkuasa, ataupun tentang yang miskin Ia Ditindas. Sebab, kita sudah tidak berada dalam masanya Fir’un, dimana orang yang memiliki harta paling banyak adalah dia yang paling hebat dan paling segala-galanya.
Karena hidup ini tentang bagaimana kita bisa saling berbagi kepada sesama. Untuk apa status kaya jika kita tidak peka dengan keadaan sekitar, tidak membiasakan diri untuk bershadaqah. Maka sia-sia harta yang kita miliki jika tidak membuat diri kita menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain.
Kita mungkin bagga dengan apa yang kita dapatkan dihari kemaren dan hari ini, kita bahagia dengan apa yang sudah kita genggam ditangan. Tapi apa gunanya jika kita lupa untuk sekedar bersyukur mengingat kemurahan rezeki yang telah Allah berikan kepada kita.
Karena rezeki itu tidak datang dengan sendirinya kepada kita, Allah yang telah menjamin segala kebutuhan yang kita butuhkan dengan tanpa diminta. Tapi setelah semuanya terkabul kita masih saja lalai untuk menyadarinya.
Padahal hidup itu bukan hanya sekedar tentang rezeki yang sudah menjadi hak paten diri perorangan, yang menjadikan kita mempunyai predikat kaya ataupun miskin, tapi hidup itu tentang kesadaran kita tentang pemberian Allah.
Tak ada yang bisa menjadikan kita lebih baik dalam membawa hidup, dalam menikmati hidup yang kita miliki, kecuali rasa syukur yang selalu kita kedepankan.
Karena sekecil apapun rezeki yang kita dapatkan tetap saja datangnya dari Allah, kita harus menyadari hal itu agar apa yang kita dapatkan selalu membuat hidup kita nampak sederhana dan tidak selalu merasa kurang.
Jangan sampai berputus asa jika keadaan kita tidak seperti mereka yang kita anggap sudah lebih kaya dari kita, karena kita mempunyai takaran rezekinya masing-masing. Jika hari ini orang lain mendapat rezeki yang lebih banyak, mungkin besok giliran kita.
Hanya saja kuncinya kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah, kita tidak boleh merasa bersedih karena belum berkecukupan sepenuhnya, karena sebenarnya Allah telah kita miliki.
Orang kaya bisa lebih menderita dibandingkan dengan orang-orang miskin, dan begitu juga sebaliknya, orang miskin bisa lebih bahagia dengan hidup yang ia miliki. Karena orang-orang kaya belum tentu bisa menerima keadaan mereka saat ini dalam artian mereka belum bisa bersyukur dengan yang dimiliki.
Status kaya atau miskin itu tidak berpengaruh dihadapan Allah, jika hamba-hambanya tidak bisa mensyukurinya dengan baik. Karena hakekat hidup ini bukan tentang bagaimana enaknya hidup sebagai orang kaya, ataupun betapa sengsaranya hidup sebagai orang miskin, tapi tentang seberapa besar kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah.
Mungkin dalam segi ekonomi orang kaya memiliki kelebihan, namun dalam hal lain terdapat beberapa kekurangan bahkan hingga kehilangan. Seperti kasih sayang, perhatian, komunikasi, dan rasa saling peduli.
Ya sekarang ini kebanyakan orang kaya kehilangan sebagian besar hal tersebut. Maka dari itu, hidup ini bukan tentang paling kaya ataupun paling miskin, karena yang terpenting seberapa banyak kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Dan dalam hidup ini bukan tentang siapa yang kaya dia yang berkuasa, ataupun tentang yang miskin Ia Ditindas. Sebab, kita sudah tidak berada dalam masanya Fir’un, dimana orang yang memiliki harta paling banyak adalah dia yang paling hebat dan paling segala-galanya.
Karena hidup ini tentang bagaimana kita bisa saling berbagi kepada sesama. Untuk apa status kaya jika kita tidak peka dengan keadaan sekitar, tidak membiasakan diri untuk bershadaqah. Maka sia-sia harta yang kita miliki jika tidak membuat diri kita menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain.
Kita mungkin bagga dengan apa yang kita dapatkan dihari kemaren dan hari ini, kita bahagia dengan apa yang sudah kita genggam ditangan. Tapi apa gunanya jika kita lupa untuk sekedar bersyukur mengingat kemurahan rezeki yang telah Allah berikan kepada kita.
Karena rezeki itu tidak datang dengan sendirinya kepada kita, Allah yang telah menjamin segala kebutuhan yang kita butuhkan dengan tanpa diminta. Tapi setelah semuanya terkabul kita masih saja lalai untuk menyadarinya.
Padahal hidup itu bukan hanya sekedar tentang rezeki yang sudah menjadi hak paten diri perorangan, yang menjadikan kita mempunyai predikat kaya ataupun miskin, tapi hidup itu tentang kesadaran kita tentang pemberian Allah.
Tak ada yang bisa menjadikan kita lebih baik dalam membawa hidup, dalam menikmati hidup yang kita miliki, kecuali rasa syukur yang selalu kita kedepankan.
Karena sekecil apapun rezeki yang kita dapatkan tetap saja datangnya dari Allah, kita harus menyadari hal itu agar apa yang kita dapatkan selalu membuat hidup kita nampak sederhana dan tidak selalu merasa kurang.
Jangan sampai berputus asa jika keadaan kita tidak seperti mereka yang kita anggap sudah lebih kaya dari kita, karena kita mempunyai takaran rezekinya masing-masing. Jika hari ini orang lain mendapat rezeki yang lebih banyak, mungkin besok giliran kita.
Hanya saja kuncinya kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah, kita tidak boleh merasa bersedih karena belum berkecukupan sepenuhnya, karena sebenarnya Allah telah kita miliki.