Shabazz, Dai yang Sukses Islamkan Puluhan Napi Texas Wafat
Di antara orang-orang yang meninggal karena terinfeksi Covid-19, ada satu nama yang sangat berjasa terhadap para narapidana di penjara Texas, Amerika Serikat.
Dia telah banyak berperan dalam membantu para narapidana menanamkan harapan dan menemukan hidayah sehingga memeluk Islam.
Ialah Akbar Nurid-Din Shabazz. Sudah empat dekade dia menjadi pendakwah, sekaligus yang pertama, di penjara Texas. Entah bagaimana Shabazz bisa membantu para tahanan menanamkan harapan. Tetapi perannya sangat dirasakan para narapidana termasuk oleh Charlesetta Myers dari Dallas.
Seperti dilansir The New York Times pada Jumat (26/6), Myers tersandung kasus hingga kembali masuk penjara untuk yang ketiga kalinya. Di penjara, Myers mencoba mempelajari Alquran dan pergi ke layanan Muslim. Dia bertemu dengan Shabazz. Setelah itu dia pun masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Rashidah Muhammad.
"Tuan Shabazz punya cara untuk memotivasi seseorang," kata Muhammad yang memuji Shabazz karena telah mengubah hidupnya.
Dua puluh tahun setelah keluar dari penjara, Muhammad kini menjadi seorang pengusaha dan menjadi tokoh yang aktif dikalangan Muslim Dallas yang setiap bulannya mengunjungi penjara sebagai guru sukarela.
Shabazz meninggal pada 23 April di Rumah Sakit di The Woodlands dekat Houston. Dia meninggal di usia 70 tahun. Putrinya, Rabiah Shabazz mengatakan bahwa penyebab kematian ayahnya adalah karena Covid-19.
Menurut keterangan Departemen Kehakiman Pidana Texas sedikitnya ada delapan staf penjara dan 72 narapidana di penjara Texas yang harus menyerah dengan Covid-19 hingga 25 Juni. Dan Shabazz termasuk di dalamnya.
Shabazz tinggal di Huntsville. Dia menjadi satu dari 100 lebih pendakwah dari berbagai agama atau satu dari lima pendakwah Muslim yang berdakwah penjara. Dia memimpin ibadah dan berkeliling ke sekitar 25 penjara. dia seringkali memberikan nasihat pada anggota staf penjara dan para narapidana. Dia dikenal sebagai pendakwah yang mampu menyebarkan ajaran Islam di penjara Texas serta memperkuat praktik ibadah seperti sholat Jumat dan puasa Ramadhan dalam penjara. Shabazz begitu dihormati narapidana dari semua latar belakang agama. "Siapa saja yang sudah lama di sini tahu siapa Shabazz," kata Direktur Eksekutif Departemen Peradilan Pidana, Bryan Collier.
Menurut pengakuan sejumlah eks narapidana, Shabazz masih mau menjalin pertemanan meskipun mereka telah meninggalkan penjara. Bahkan Shabazz juga membantu membimbing eks narapidana untuk memulai bisnis atau meraih gelar sarjana.
"Dia tahu bagaimana cara mengurangi konflik. Dia punya begitu banyak kesabaran dan ketenangan," kata putri Shabazz yang juga seorang manajer Kesehatan Mental untuk para narapidana dan eks petugas lembaga pemasyarakatan.
Kisah Shabazz baru-baru ini diceritakan oleh The Houston Chronicle. Shabazz sendiri adalah seorang mualaf. Akbar Nurid-Din Shabazz lahir dengan nama Robert Lynn Williams di Monroe Louisiana pada 20 Maret 1950. dia adalah anak kedua dari sembilan bersaudara dari pasangan Robert dan Matheal Williams. Ayahnya seorang pengusaha kecil dan sopir truk. Sedang ibunya seorang perawat.
Keluarga besar Shabazz kemudian masuk Islam setelah pindah ke Flint, Michigan Para 1951. Pertengahan 1970-an mereka mengubah nama dengan orang tuanya menjadi Omar dan Matheal Shabazz.
Keluarga Muslim itu kemudian pindah ke Texas pada 1959. Shabazz pun dibesarkan di Dallas, kemudian dia kuliah di El Centro College sebelum menjadi staf peneliti di Universitas Texas Southwestern Medical Center.
Pada 1972 Shabazz menikah dengan Mary Smith namun akhirnya bercerai pada 1981. Dia menjadi pendakwah di penjara sejak 1982. Kepergian Shabazz meninggalkan istri keduanya, Janice Shabazz serta enam anaknya. Andrian Saputra
Dia telah banyak berperan dalam membantu para narapidana menanamkan harapan dan menemukan hidayah sehingga memeluk Islam.
Ialah Akbar Nurid-Din Shabazz. Sudah empat dekade dia menjadi pendakwah, sekaligus yang pertama, di penjara Texas. Entah bagaimana Shabazz bisa membantu para tahanan menanamkan harapan. Tetapi perannya sangat dirasakan para narapidana termasuk oleh Charlesetta Myers dari Dallas.
Seperti dilansir The New York Times pada Jumat (26/6), Myers tersandung kasus hingga kembali masuk penjara untuk yang ketiga kalinya. Di penjara, Myers mencoba mempelajari Alquran dan pergi ke layanan Muslim. Dia bertemu dengan Shabazz. Setelah itu dia pun masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Rashidah Muhammad.
"Tuan Shabazz punya cara untuk memotivasi seseorang," kata Muhammad yang memuji Shabazz karena telah mengubah hidupnya.
Dua puluh tahun setelah keluar dari penjara, Muhammad kini menjadi seorang pengusaha dan menjadi tokoh yang aktif dikalangan Muslim Dallas yang setiap bulannya mengunjungi penjara sebagai guru sukarela.
Shabazz meninggal pada 23 April di Rumah Sakit di The Woodlands dekat Houston. Dia meninggal di usia 70 tahun. Putrinya, Rabiah Shabazz mengatakan bahwa penyebab kematian ayahnya adalah karena Covid-19.
Menurut keterangan Departemen Kehakiman Pidana Texas sedikitnya ada delapan staf penjara dan 72 narapidana di penjara Texas yang harus menyerah dengan Covid-19 hingga 25 Juni. Dan Shabazz termasuk di dalamnya.
Shabazz tinggal di Huntsville. Dia menjadi satu dari 100 lebih pendakwah dari berbagai agama atau satu dari lima pendakwah Muslim yang berdakwah penjara. Dia memimpin ibadah dan berkeliling ke sekitar 25 penjara. dia seringkali memberikan nasihat pada anggota staf penjara dan para narapidana. Dia dikenal sebagai pendakwah yang mampu menyebarkan ajaran Islam di penjara Texas serta memperkuat praktik ibadah seperti sholat Jumat dan puasa Ramadhan dalam penjara. Shabazz begitu dihormati narapidana dari semua latar belakang agama. "Siapa saja yang sudah lama di sini tahu siapa Shabazz," kata Direktur Eksekutif Departemen Peradilan Pidana, Bryan Collier.
Menurut pengakuan sejumlah eks narapidana, Shabazz masih mau menjalin pertemanan meskipun mereka telah meninggalkan penjara. Bahkan Shabazz juga membantu membimbing eks narapidana untuk memulai bisnis atau meraih gelar sarjana.
"Dia tahu bagaimana cara mengurangi konflik. Dia punya begitu banyak kesabaran dan ketenangan," kata putri Shabazz yang juga seorang manajer Kesehatan Mental untuk para narapidana dan eks petugas lembaga pemasyarakatan.
Kisah Shabazz baru-baru ini diceritakan oleh The Houston Chronicle. Shabazz sendiri adalah seorang mualaf. Akbar Nurid-Din Shabazz lahir dengan nama Robert Lynn Williams di Monroe Louisiana pada 20 Maret 1950. dia adalah anak kedua dari sembilan bersaudara dari pasangan Robert dan Matheal Williams. Ayahnya seorang pengusaha kecil dan sopir truk. Sedang ibunya seorang perawat.
Keluarga besar Shabazz kemudian masuk Islam setelah pindah ke Flint, Michigan Para 1951. Pertengahan 1970-an mereka mengubah nama dengan orang tuanya menjadi Omar dan Matheal Shabazz.
Keluarga Muslim itu kemudian pindah ke Texas pada 1959. Shabazz pun dibesarkan di Dallas, kemudian dia kuliah di El Centro College sebelum menjadi staf peneliti di Universitas Texas Southwestern Medical Center.
Pada 1972 Shabazz menikah dengan Mary Smith namun akhirnya bercerai pada 1981. Dia menjadi pendakwah di penjara sejak 1982. Kepergian Shabazz meninggalkan istri keduanya, Janice Shabazz serta enam anaknya. Andrian Saputra